Aku melirik jam dinding yang terpasang di ruang kerja. Sudah jam 4 sore. Pantas saja ruangan ini sudah seperti kamar kos yang ditinggal penghuninya. Aku menghela nafas, masih ada dua agenda yang harus aku hadiri. Jam 5 ada meeting dengan pengusaha terkenal yang ingin membantu biaya operasional televisi, dan dilanjutkan jam 7 mengawasi produksi program buletin berita. Aku kembali menghela nafas, kemudian memencet beberapa nomor di telepon untuk terhubung dengan pantry. "Halo, dengan pantry. Ada yang bisa dibantu?" seorang office girl menjawab teleponku, yang aku tahu ternyata Fira. "Fir, tolong bawakan segelas jeruk hangat, ya. Saya tunggu di kantor." "Baik, bu." jawabnya kemudian langsung menutup telepon. Beberapa menit kemudian, pintu kantorku diketuk. Ternyata Toni, salah seorang teman Fira yang mengantarkan jeruk hangat pesananku. Setelah mengucapkan terima kasih, aku mempersilahkan Toni untuk meninggalkan ruanganku. Keheningan kembali terjadi...
Because you don't wanna see this.