Ardi mengamati sekeliling. Setelah memastikan semuanya aman terkendali dan 'sepi', ia mendekati Aira yang duduk di agak jauh di sebelahnya. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Aira. Ia kemudian berbisik. "Ra, puisi favoritmu apa?" "Emm.. Khalil Gibran. Kenapa emang?" Aira ikut2 berbisik. "Hei, aku coba bikinin puisi ya buat kmu? Tapi jangan diketawain!" ujarnya lalu beranjak pergi. Aira terbengong2 sendiri. Ardi meninggalkannya termangu tanpa jawaban. Dewi yang duduk di sebelahnya memandangnya seakan menggoda. "Apa sih?" Aira mencoba menyembunyikan wajah merahnya. Dewi melanjutkan acara membaca korannya. Ketika Aira memalingkan muka ke arah Dewi, tambah selembar kertas seukuran kertas tagihan telepon menempel di koran Dewi. Aira mencoba merebutnya, karena ia tahu kertas itulah yang dimaksud Ardi. Adegan rebutan pun terjadi. Aira akhirnya mengalah dan membiarkan kertasnya dibaca terlebih dahulu oleh Dewi. Saat itulah ia mendengar se...
Because you don't wanna see this.