Langsung ke konten utama

BFF (3)

Mangga.. :)
Hei, anak gempal! :D Bagaimana kabarmu selama di rumahmu sekarang? pasti kesepian, ya? Nggak ada ak.. :D Sama kok, ak juga sama2 kesepian. :( Tapi tak apa.. Masih ada km dihatikuuhh.. :3 *ngiiikkk??*
Mangga..orangnya. Dewasa, tapi agak kekanak2an, gimana tu? :? Kebanyakan orang Januari ya? Ayahku juga kyk kamu og. :p Tp kmu itu, kl udah mentog satu itu yang pas ya udah. Pokoknya km itu tipikal talk less, do more gitu deh! Semuanya gak perlu basa-basi, langsung bertindak.
Ei btw, ak kaget ternyata kita punya kisah cinta yang hampir sama! :D kmu sama ak, sama2 digantungin di pohon cabe! Seneng deh, ada jg yang senasib seperjuangan. Hahaha.. tapi ada yang nggak sama. Nggak sama orangnya! Coba kalo sama! Wahh.. :D *bukannya pengen punyamu lho yaa..*
Hmm.. kenangan sm kmu tu apa ya.. Pertama kali ketemu itu, pas ak ke kosmu dulu, maen2 ke sana. Ak lupa c awalnya gimana. Udahlah, nggak penting awalnya gimana. Yang jelas sekarang, kita sahabatan! Yeah! Dapat sahabat baru yang unik satu lagi! :) O ya, kapan ke Trancah lagi? Gangguin adek2 yang mau mandiin mobil? Hahaha.. Ak yakin kemaren itu adek2nya pada takut ama kamu. :p
Hey Mangga, jujur ya.. Terakhir kita jalan2 ama Titie n Dika itu, ak juga sedihhh banget. Kita bakal jarang ketemu, jarang kumpul lagi, ak juga ga bakal ke kos mu lagi. Nginep ky biasanya, ngerumpi, ato sekedar tidur abis kecapekan pulang sekolah. T-T *well, melted nii* Ak juga tahu perasaan kamu, apalagi rumah kamu yang sulit dijangkau. Eh, maksudnya, terlalu jauh gitu. :( -Episode sedihnya kii-

At least, semoga persahabatan kita nggak berhenti hanya gara-gara rumah kamu yang jauh dari jangkauankuu.. :) Thanks for being my best friend! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Hati

"Hai, manis. Apakah kau masih tetap ingin tertidur?" Katamu sambil menggenggam tanganku. Aku masih tak menjawab. Kamu semakin erat menggenggam tanganku. Entah mengapa aku tak ingin membuka mataku. Tak ada niat, atau mungkin lebih tepatnya tak ada daya untuk membukanya. Atau mungkin.. aku menunggumu mengungkapkan sesuatu. Wajahmu terlihat lesu sayu. Mungkin karena kamu memaksakan diri langsung ke tempatku tanpa istirahat terlebih dulu. Hei, kamu juga harus memperhatikan kesehatanmu! Memangnya aku yang harus selalu kamu ingatkan ketika masih harus berkutat dengan komputer di pagi buta? Ingat, badanmu bukan robot, katamu. Aku hanya tersenyum jahil, dan kamu tetap menyuruhku untuk menghentikan aktivitasku. "Kamu mau sampai kapan seperti ini?" Tanyamu. Aku masih bergeming. Tak kuasa ku buka mataku. Kamu mulai membelai lembut kepalaku, mengangkat tanganku kemudian menempelkannya di pipimu. Oh, itulah yang selalu kutunggu darimu ! "Aku tahu kamu selalu jadi yang...

Antara Aku dan Kamu

"Kamu berubah!" panggilku dari jauh. Kamu sudah berjalan membelakangiku, membiarkanku menatap punggungmu yang bidang. Kamu berhenti, kemudian menengok dari asal suara itu. Iya, itu suaraku, yang sekarang sudah bertambah dengan isakan dan air mata yang mungkin tak bisa berhenti. Kamu menghampiriku, kemudian membelai pipiku yang mulai basah dengan air mata. Dengan penuh rasa sayang--aku bisa merasakan itu--kamu menghapus air mataku yang makin pecah ketika kamu di dekatku. "Siapa yang berubah? Aku? Memang sudah saatnya, 'kan?" jelasnya, pelan tapi tajam. Penuh dengan kehati-hatian kamu membelai rambutku. Aku diam saja. "Dengar, aku berubah karena memang sudah saatnya aku berubah. Untuk apa kamu terus mempertanyakan hal itu?" "Tapi kupikir kita masih menjadi kita, bukan antara aku dan kamu lagi," kataku sambil terisak. Kamu tersenyum. "Bukankah sudah kubilang dari jauh-jauh hari. Kita ini bukan kita. Sekarang hanya ada aku, dan kam...

"Aku bahagia memiliki teman-teman seperti kalian.." (2)

H-1 ultah Andri..  Sehabis tes hari kedua, kami berkumpul dan berembug lagi tentang apa yang akan kami lakukan terhadap Andri. Ya, tambah gila lagi pastinya. Kumpul di bu RT sampai siang menghasilkan kesepakatan bahwa aksi perampokan akan dikerjakan malam ini. Masih memikirkan cara-cara yang licik biar Andri mau diajak keluar dan membiarkan kamarnya kosong tak berpenghuni.