Part 2
Mereka berdua sekarang sedang duduk di sebuah cafe eskrim di daerah Malioboro. Mereka terlihat asyik membicarakan sesuatu. Gadis itu menceritakan ketertarikannya terhadap AC Milan dan terutama, Pato. Pato memperhatikan tiap gerak-gerik gadis itu. Caranya berbicara, mengajaknya mengobrol. Semuanya yang menarik perhatiannya.
"Hey, wait." potong Pato tiba-tiba.
"Wait what? Do I make something wrong?"
"As long as you talk to much like that, you haven't tell me your name."
"Eh? Really? I'm Dita." jawab Dita sambil mengulurkan tangannya. Pato meraihnya dengan hangat.
"Oh well.. I'm..."
"Pato. Don't mention it again, I know you before I meet you now." Dita tertawa. Pato ikut tertawa.
Suddenly, Pato's phone is ringing. Pato langsung mengangkatnya. Dita masih menunggu sambil mengaduk-aduk minumnya.
"I think I've to go somewhere else now. Nice talk with you." pamit Pato. Dita mengangguk pelan.
"Okay. See you later, if you do come here again." Dita tertawa.
"Tentu! Aku akan kemari lagi, untuk menemuimu." Pato tersenyum. Jantung Dita berdetak kencang.
"Baiklah, pergi sana."
"Let me know your number."
Sekali lagi jantung Dita berdetak lebih cepat. Dengan sigap ia menuliskan nomer telefonnya kemudian menyerahkannya ke sosok manusia yang sedang berdiri menunggunya. Kapan lagi kenalan sama idola sendiri? batinnya.
"Here you are."
"Okay.. I'll contact you soon. See you.. Nice meeting you, Dita." senyum Pato mengembang. Dita ikut tersenyum.
Pato pergi, dan Dita masih terpaku di tempat yang sama.
Mereka berdua sekarang sedang duduk di sebuah cafe eskrim di daerah Malioboro. Mereka terlihat asyik membicarakan sesuatu. Gadis itu menceritakan ketertarikannya terhadap AC Milan dan terutama, Pato. Pato memperhatikan tiap gerak-gerik gadis itu. Caranya berbicara, mengajaknya mengobrol. Semuanya yang menarik perhatiannya.
"Hey, wait." potong Pato tiba-tiba.
"Wait what? Do I make something wrong?"
"As long as you talk to much like that, you haven't tell me your name."
"Eh? Really? I'm Dita." jawab Dita sambil mengulurkan tangannya. Pato meraihnya dengan hangat.
"Oh well.. I'm..."
"Pato. Don't mention it again, I know you before I meet you now." Dita tertawa. Pato ikut tertawa.
Suddenly, Pato's phone is ringing. Pato langsung mengangkatnya. Dita masih menunggu sambil mengaduk-aduk minumnya.
"I think I've to go somewhere else now. Nice talk with you." pamit Pato. Dita mengangguk pelan.
"Okay. See you later, if you do come here again." Dita tertawa.
"Tentu! Aku akan kemari lagi, untuk menemuimu." Pato tersenyum. Jantung Dita berdetak kencang.
"Baiklah, pergi sana."
"Let me know your number."
Sekali lagi jantung Dita berdetak lebih cepat. Dengan sigap ia menuliskan nomer telefonnya kemudian menyerahkannya ke sosok manusia yang sedang berdiri menunggunya. Kapan lagi kenalan sama idola sendiri? batinnya.
"Here you are."
"Okay.. I'll contact you soon. See you.. Nice meeting you, Dita." senyum Pato mengembang. Dita ikut tersenyum.
Pato pergi, dan Dita masih terpaku di tempat yang sama.
***
Komentar
Posting Komentar