Setelah merenung sekian lama, akhirnya dapat ide mau bikin cerita absurd, awkward, aneh, random, pokoknya yang impossible. Cekipreett..
Seorang cowok berjalan-jalan di Malioboro. Dari perawakannya kelihatan kalo dia adalah bule. Dia memakai jins biru dan kaos abu-abu serta topi. Topinya dibiarkan menutupi wajahnya, entah karena apa. Mungkin sedang menyamar. Dari belakang tampak rambutnya yang keriting namun dipotong cukup rapi. Semua orang memandangnya. Tak terkecuali para lelaki yang wondering who's that boy. Sebagian dari mereka berbisik-bisik lirih, "eh itu Pato bukan, ya?" atau "itu kayaknya pernah liat dia di suatu tempat."
Seorang pria mengenakan syal AC Milan mendatanginya.
"Hey, are you our Pato?" sapanya hati-hati.
Cowok yang disapa hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Pria tadi tersenyum lebar lalu buru-buru mengeluarkan telepon genggam dari sakunya. Dengan gembiranya ia memanggil teman-temannya yang sedari tadi menunggu hasil dari perkenalan tadi. Mereka berebutan ingin berfoto dengan Pato, salah satu striker AC Milan.
Pato hanya tersenyum-senyum menanggapi fansnya. Tapi lama kelamaan, fans yang meminta fotonya tambah banyak. Mau tak mau ia harus segera menyingkir dari kerumunan massa.
"Sorry guys, I have to go now. See you later in another occasion. Love you all," pamitnya lalu berlari menjauhi para Milanisti.
Namun para Milanisti tidak kenal lelah. Mereka masih mencoba mengerjar sang idola yang sudah berlari jauh meninggalkan mereka. Maka, terjadilah aksi kejar-kejaran massa yang mengejar Pato. Pato memang pelari handal, namun fansnya jauh lebih mengerikan. Dengan ngos-ngosan ia berbelok ke area parkir benteng Vredeburg dan bersembunyi di balik sebuah bus.
"Finally, save.." ujarnya sambil mengatur nafasnya.
Ia memandangi bangunan benteng. Dengan segala rasa ingin tahunya, ia masuk ke dalam benteng. Setelah membayar uang tiket masuk -tentu saja dengan muka tertunduk-, ia mulai berjalan menjeajahi benteng.
"It's save for me to hide. Nobody's here."
Langkahnya menyusuri ruang diorama 1, lalu beranjak ke diorama 2. Lalu beristirahat sebentar di taman. Kemudian ia melanjutkan lagi ke diorama 3 dan diorama 4.
Ruang diorama 4, terakhir. Matanya mengamati setiap diorama yang terpampang rapi di bilik-bilik khusus. Tak jarang ia mengomentari diorama-diorama dan bahkan bermain seakan dia adalah seorang dubber.
Namun matanya tertuju pada sesosok manusia yang juga sedang terlihat asyik mengamati diorama. Terkadang ia tertawa-tertawa sendiri karena sedang berusaha memainkan adegan dalam diorama. Namun terkadang ia tampak serius membaca keterangan dalam diorama.
Pato tertarik mendekati manusia itu, yang ternyata adalah seorang perempuan. Gadis itu membawa tas samping dengan ada ornamen AC Milan di sana. Pato semakin tertarik.
"Hey," panggilnya.
Gadis itu menoleh. Seketika itu wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut. Mulutnya menganga, lalu buru-buru ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"You... are..."
"Yes, as you see me." lanjut Pato dengan senyumnya.
"I couldn't believe why such a people like you doing here. Is there no interesting resort here so you choose this awkward place to be visited?" gadis itu masih dalam keterkejutannya.
"Hm.. because there's no safe place to hide than here. Everywhere outside there are unsafe for me. You know.. I'm a footballer.. So many people know me." jelas Pato.
Gadis itu kembali ke ekspresi semula.
"Not all of them, got it?"
Pato tercengang. Gadis itu berubah ekspresi dengan begitu cepat.
"Hey hey, just calm down. I'm trying to make a joke. Don't take it too serious, babe."
Gadis itu terbelalak kaget.
"Show your politeness here, sir! Sorry, I've to go." dengan kesal gadis itu meninggalkan Pato yang termangu. Dengan sigap, Pato memegang tangannya, mencegah supaya gadis itu tidak meninggalkannya.
"I'm sorry, really really sorry. Forgive me.. I don't wanna get a bad view from you in our first meeting. Just let me be your friend."
Gadis itu menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghampiri Pato.
***
Sekian part pertama. Part kedua menyusul.
Cuma fiksi. Jadi jangan dianggap serius.. :)
Komentar
Posting Komentar