Langsung ke konten utama

Jauh yang dekat :)

Jarak jauh mungkin merupakan suatu kendala dalam menjalin suatu hubungan. Soalnya, kalo jauh itu mesti satu permasalahan. Kepercayaan.

Apalagi kalo LDR. Beuuh... jauh itu emang udah resiko. sapa suruh LDR-an? *eh.

Tapi yang mau aku bicarakan di sini adalah jarak jauh dalam persahabatan. :)

Ndak tau kenapa aku lebih suka ngebahas soal persahabatan daripada perpacaran. --' *mungkin karena I'm single jadinya agak sensi gitu deh ya* Eh tapi serius, bukan karena itu.
Baru kali ini aku ngerasa jarak jauh dalam persahabatan. Bukan jauh dalam arti konotatif, tapi secara denotatif. Lebih tepatnya, jaraklah yang memisahkan persahabatan kami.

Mungkin benar kata Ayah dulu, yang dekat sebenarnya jauh, yang jauh sebenarnya dekat. Makanya kalo menjalin hubungan itu jangan terlalu dekat, nanti jadinya jauh. :)

Aku tau maksud Ayah. Kalo kita terlalu sering dekat dengan seseorang, bakal timbul perasaan bosan, ato perasaan yang lain yang membuat kami jauh. Tetapi waktu itu aku belum begitu mengerti tentang ini. Yang aku tau, jika kita selalu dekat dengan orang itu kita bakal lebih nggak ngerasa sendiri. Tapi ternyata salah.

Dia menakdirkan bahwa seseorang yang dekat denganku harus 'menjauh' ke daerah yang lain. Awalnya aku merasa sangat sendiri. Tetapi, Dia sadarkan aku. Nggak seharusnya kami terus bersama. Dia tau sifatku yang cepat bosan, jadi inilah jalanNya.

Saat jauh, hal yang paling dikangeni adalah pertemuan. Karena pasti banyak banget yang mau diceritain, yang mau dishare, pokoknya tentang itulah. Meskipun singkat, tapi itulah yang membuatnya berkesan.

Dan hari ini, aku ketemu sahabat-sahabat dari Semarang. :D

Special thanks to Titie und Edi yang sudah jauh-jauh datang dari rumahnya buat ke Boyolali kota. :')
Really a precious moment with u guys! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Hati

"Hai, manis. Apakah kau masih tetap ingin tertidur?" Katamu sambil menggenggam tanganku. Aku masih tak menjawab. Kamu semakin erat menggenggam tanganku. Entah mengapa aku tak ingin membuka mataku. Tak ada niat, atau mungkin lebih tepatnya tak ada daya untuk membukanya. Atau mungkin.. aku menunggumu mengungkapkan sesuatu. Wajahmu terlihat lesu sayu. Mungkin karena kamu memaksakan diri langsung ke tempatku tanpa istirahat terlebih dulu. Hei, kamu juga harus memperhatikan kesehatanmu! Memangnya aku yang harus selalu kamu ingatkan ketika masih harus berkutat dengan komputer di pagi buta? Ingat, badanmu bukan robot, katamu. Aku hanya tersenyum jahil, dan kamu tetap menyuruhku untuk menghentikan aktivitasku. "Kamu mau sampai kapan seperti ini?" Tanyamu. Aku masih bergeming. Tak kuasa ku buka mataku. Kamu mulai membelai lembut kepalaku, mengangkat tanganku kemudian menempelkannya di pipimu. Oh, itulah yang selalu kutunggu darimu ! "Aku tahu kamu selalu jadi yang...

Antara Aku dan Kamu

"Kamu berubah!" panggilku dari jauh. Kamu sudah berjalan membelakangiku, membiarkanku menatap punggungmu yang bidang. Kamu berhenti, kemudian menengok dari asal suara itu. Iya, itu suaraku, yang sekarang sudah bertambah dengan isakan dan air mata yang mungkin tak bisa berhenti. Kamu menghampiriku, kemudian membelai pipiku yang mulai basah dengan air mata. Dengan penuh rasa sayang--aku bisa merasakan itu--kamu menghapus air mataku yang makin pecah ketika kamu di dekatku. "Siapa yang berubah? Aku? Memang sudah saatnya, 'kan?" jelasnya, pelan tapi tajam. Penuh dengan kehati-hatian kamu membelai rambutku. Aku diam saja. "Dengar, aku berubah karena memang sudah saatnya aku berubah. Untuk apa kamu terus mempertanyakan hal itu?" "Tapi kupikir kita masih menjadi kita, bukan antara aku dan kamu lagi," kataku sambil terisak. Kamu tersenyum. "Bukankah sudah kubilang dari jauh-jauh hari. Kita ini bukan kita. Sekarang hanya ada aku, dan kam...

"Aku bahagia memiliki teman-teman seperti kalian.." (2)

H-1 ultah Andri..  Sehabis tes hari kedua, kami berkumpul dan berembug lagi tentang apa yang akan kami lakukan terhadap Andri. Ya, tambah gila lagi pastinya. Kumpul di bu RT sampai siang menghasilkan kesepakatan bahwa aksi perampokan akan dikerjakan malam ini. Masih memikirkan cara-cara yang licik biar Andri mau diajak keluar dan membiarkan kamarnya kosong tak berpenghuni.