Langsung ke konten utama

"Aku bahagia memiliki teman-teman seperti kalian.." (3-abis)

Setelah sekian lama menunggu.. Akhirnya.. ini dia, hari terakhir alias hari H.

Diawali kabar yang asik dari Mak.

Ahaha.. Bayangkan muka Andri saat menyadari bahwa sabun hilang, pasta gigi asin.. Pasti di mulut sudah berasa seperti makan ubur-ubur mentah. :O

Nah, pas itu pagi-pagi kan ak keluar dari ruang kelas, ketemu Gita. Ya udah, ak ajak ngobrol masalah Andri.
Aku: "Git, gimana? Andri marah?"
Gita: "Ya.. Gini.. Andri kan.."
Kenapa terpotong? Aku yang memaksa untuk dipotong. Kenapa? Yaa.. Karena emang harus dipotong? Lha iya kenapa dipotong? Yaaa, pokoknya dipotong! Kenapa?! Oh, oke. Ini sengaja dibesar-besarin biar post keliatan banyak. *padahal kayaknya bakal banyak banget ni*
Jadi begini, saat Gita hendak melanjutkan ceritanya tentang kejadian semalam, Andri mendadak turun menuruni tangga tepat di depan kami. Andri mungkin aja udah curiga sama kami, soalnya aku nggak pernah ngobrol berdua ama Gita *eaaak* Trus dia datengin kami, dengan mukanya yang... Gimana ngejelasinnya? Flat. Datar. Marah. Mangkel. Kalo dibayangin kayak mukanya Squidward gitu deh.. 


Trus, dia tanya ke Gita. Lupa percakapannya, tapi yang pasti percakapannya singkat banget. Pas dia udah keluar dari scene kami, aku langsung ngakak parah. Andri, Andri.. Mukamu, Ndri..
Setelah itu, saat semua sudah keluar dari ruang tes masing-masing, kami berbagi tugas. Aku ma Gentong beli kertas kado dan kue, dan anak-anak cowok... makan. *ndak adil!

Aku ma Gentong beli di Gama. Tebak kertas kado warna apa? Pink! Pake lope-lope segala gitu deh. Trus pita warna ungu. Setelah beli, kami kembali ke markas alias bu RT. Dan kami melihat.. semua mangkok telah habis masa tenggangnya. Sementara kami belum makan sama sekali! Malah setelah itu pada bubar pamit pergi. Akhirnya kami memutuskan beli kue saja. Iuran sekitar yaa.. Nggak banyak-banyak kok. Nggak mau nyebut nominal ah. :p Intinya, kami beli kue. Dan perut masih kosong.

Kami beli kue di pasar deket perempatan tugu. Pertama-tama ke bakery yang gedean gitu. Niatnya sih biar kuenya apik, lebih mewah gitu, sebagai balesan kami sudah menyembunyikan barang-barang Andri dan meracuni Andri dengan pasta gigi asin. Tapi, kuenya emang sih bagus.. Harganya itu lho yang gak bagus. Tidak sesuai dengan kondisi kami yang anak kos. Akhirnya diputuskan jalan-jalan dulu ke pasarnya. Ketemu deh, kue coklat bulet2 gitu..


Setelah itu, kami langsung ke kos Dini. Bungkus-bungkus kado gitu. Tetep keparnoan akan satu hal. Suara motor! Ya waktu itu kebetulan aku di pintu depan, tugas jaga kalau2 ada motor mendekat dan suara yang sangat mengerikan itu datang. Jadi setiap ada motor lewat, entah motor matik, bebek, ato kuda, ato sapi, ato apalah itu, semua mata tertuju ke jalan depan kos Dini. Berharap tidak ada tanda-tanda kedatanganmu, Ndri. :P

Dan.. voila! Kado telah tersusun rapi..


Gede 'kan? Banyak pula isinya. Sayang nggak ada dokumentasi isi kadonya apa aja. Padahal sangat unik. :p

Lanjut, akhirnya kami mencar. Masing-masing dengan kegiatan dan alibi yang sudah direncanakan. Aku, Gentong, Dini dan sepertinya satu orang lagi *lupak* makan di burjo. Daaann kejebak hujan! 

Dengan kondisi hujan lebat dan ketar-ketir serta kelaparan, kami tetap makan. Ya bodo amat deh itu kejutan jadi gimana haha yang penting perut keisi. Pikiran pertama adalah kita nunggu hujan reda. Tapi selanjutnya hujan ga reda2 dan panggilan di handphone mulai ramai dengan pemberitahuan kejutan segera dimulai, akhirnya dengan berbagai pertimbangan kami nekat untuk langsung menuju TKP. 

Dengan keadaan basah kuyup, dan kue yang entah bagaimana bentuknya, kami langsung menuju ke kamar kos Andri yang sudah dipenuhi para-para ~~. Daannn kejutan pun terjadi. 

Begitulah, mungkin hanya itu yang bisa kami persembahkan untukmu, Ndri. Selamat ulang tahun! Makin sukses, makin cemerlang! 

------

Tulisan yang seharusnya sudah bisa diselesaikan beberapa tahun lalu. Maaf untuk dokumentasi foto yang tidak lengkap. Maaf juga baru bisa menyelesaikan kisah ini saat kita semua berpencar tak tentu. Salam rindu dariku, semoga bisa berkumpul lain waktu. 

☺☺

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Hati

"Hai, manis. Apakah kau masih tetap ingin tertidur?" Katamu sambil menggenggam tanganku. Aku masih tak menjawab. Kamu semakin erat menggenggam tanganku. Entah mengapa aku tak ingin membuka mataku. Tak ada niat, atau mungkin lebih tepatnya tak ada daya untuk membukanya. Atau mungkin.. aku menunggumu mengungkapkan sesuatu. Wajahmu terlihat lesu sayu. Mungkin karena kamu memaksakan diri langsung ke tempatku tanpa istirahat terlebih dulu. Hei, kamu juga harus memperhatikan kesehatanmu! Memangnya aku yang harus selalu kamu ingatkan ketika masih harus berkutat dengan komputer di pagi buta? Ingat, badanmu bukan robot, katamu. Aku hanya tersenyum jahil, dan kamu tetap menyuruhku untuk menghentikan aktivitasku. "Kamu mau sampai kapan seperti ini?" Tanyamu. Aku masih bergeming. Tak kuasa ku buka mataku. Kamu mulai membelai lembut kepalaku, mengangkat tanganku kemudian menempelkannya di pipimu. Oh, itulah yang selalu kutunggu darimu ! "Aku tahu kamu selalu jadi yang...

Antara Aku dan Kamu

"Kamu berubah!" panggilku dari jauh. Kamu sudah berjalan membelakangiku, membiarkanku menatap punggungmu yang bidang. Kamu berhenti, kemudian menengok dari asal suara itu. Iya, itu suaraku, yang sekarang sudah bertambah dengan isakan dan air mata yang mungkin tak bisa berhenti. Kamu menghampiriku, kemudian membelai pipiku yang mulai basah dengan air mata. Dengan penuh rasa sayang--aku bisa merasakan itu--kamu menghapus air mataku yang makin pecah ketika kamu di dekatku. "Siapa yang berubah? Aku? Memang sudah saatnya, 'kan?" jelasnya, pelan tapi tajam. Penuh dengan kehati-hatian kamu membelai rambutku. Aku diam saja. "Dengar, aku berubah karena memang sudah saatnya aku berubah. Untuk apa kamu terus mempertanyakan hal itu?" "Tapi kupikir kita masih menjadi kita, bukan antara aku dan kamu lagi," kataku sambil terisak. Kamu tersenyum. "Bukankah sudah kubilang dari jauh-jauh hari. Kita ini bukan kita. Sekarang hanya ada aku, dan kam...

"Aku bahagia memiliki teman-teman seperti kalian.." (2)

H-1 ultah Andri..  Sehabis tes hari kedua, kami berkumpul dan berembug lagi tentang apa yang akan kami lakukan terhadap Andri. Ya, tambah gila lagi pastinya. Kumpul di bu RT sampai siang menghasilkan kesepakatan bahwa aksi perampokan akan dikerjakan malam ini. Masih memikirkan cara-cara yang licik biar Andri mau diajak keluar dan membiarkan kamarnya kosong tak berpenghuni.