"Hai, manis. Apakah kau masih tetap ingin tertidur?" Katamu sambil menggenggam tanganku. Aku masih tak menjawab. Kamu semakin erat menggenggam tanganku. Entah mengapa aku tak ingin membuka mataku. Tak ada niat, atau mungkin lebih tepatnya tak ada daya untuk membukanya. Atau mungkin.. aku menunggumu mengungkapkan sesuatu. Wajahmu terlihat lesu sayu. Mungkin karena kamu memaksakan diri langsung ke tempatku tanpa istirahat terlebih dulu. Hei, kamu juga harus memperhatikan kesehatanmu! Memangnya aku yang harus selalu kamu ingatkan ketika masih harus berkutat dengan komputer di pagi buta? Ingat, badanmu bukan robot, katamu. Aku hanya tersenyum jahil, dan kamu tetap menyuruhku untuk menghentikan aktivitasku. "Kamu mau sampai kapan seperti ini?" Tanyamu. Aku masih bergeming. Tak kuasa ku buka mataku. Kamu mulai membelai lembut kepalaku, mengangkat tanganku kemudian menempelkannya di pipimu. Oh, itulah yang selalu kutunggu darimu ! "Aku tahu kamu selalu jadi yang...
Setelah sekian lama menunggu.. Akhirnya.. ini dia, hari terakhir alias hari H. Diawali kabar yang asik dari Mak. Ahaha.. Bayangkan muka Andri saat menyadari bahwa sabun hilang, pasta gigi asin.. Pasti di mulut sudah berasa seperti makan ubur-ubur mentah. :O Nah, pas itu pagi-pagi kan ak keluar dari ruang kelas, ketemu Gita. Ya udah, ak ajak ngobrol masalah Andri. Aku: "Git, gimana? Andri marah?" Gita: "Ya.. Gini.. Andri kan.." Kenapa terpotong? Aku yang memaksa untuk dipotong. Kenapa? Yaa.. Karena emang harus dipotong? Lha iya kenapa dipotong? Yaaa, pokoknya dipotong! Kenapa?! Oh, oke. Ini sengaja dibesar-besarin biar post keliatan banyak. *padahal kayaknya bakal banyak banget ni* Jadi begini, saat Gita hendak melanjutkan ceritanya tentang kejadian semalam, Andri mendadak turun menuruni tangga tepat di depan kami. Andri mungkin aja udah curiga sama kami, soalnya aku nggak pernah ngobrol berdua ama Gita *eaaak* Trus dia datengin kami, dengan mukanya yang....